Selasa, 14 Juni 2011

10 Langkah Utama Meraih Masa Depan Yang Cerah

1. Milikilah keyakinan bahwa masa depan anda pasti cerah.
          Pertahankanlah keyakinan itu apapun yang terjadi
     Dengan memiliki keyakinan yang positif anda sudah
     melangkah maju ke depan.Orang yang yakin berhasil
     cenderung sukses,orang yang pesimis biasanya GAGAL.
2. Kenalilah potensi diri,kelebihan dan kekurangan anda.
         Kalau mengalami kesulitan ,mintalah bantuan teman
    atau psikolog.Semakin anda mengenal potensi diri
    semakin mudah bagi anda untuk menentukan tujuan.
3. TETAPKANLAH TUJUAN DENGAN JELAS.
         Tanpa tujuan yang jelas, anda akan kehilangan arah
    setelah anda menetapkan tujuan,anda bisa menentukan
    langkah-langkah yang harus diambil untuk sampai
    tujuan.
4. BERGERAKLAH SELANGKAH DEMI SELANGKAH UNTUK MEWUJUDKAN
    CITA-CITA DENGAN USAHA YANG KERAS.
          Kalau anda pelajar,belajarlah sebaik mungkin
    Kalau anda pengurus organisasi,jadilah pengurus yang
    bisa diandalkan.
    Kegiatan apapun yang anda jalankan dengan baik di masa
    sekarang,akan sangat menunjang sukses di masa depan.
5. HADAPILAH HAMBATAN DENGAN PENYH KEBERANIAN.
         Semakin tinggi yang ingin anda raih, semakin tinggi
    hambatan yang akan dilalui. Hambatan akan tampak
    menakutkan bila mata kita tidak terarah pada tujuan.
6. BELAJARLAH WAKTU SEBAIK MUNGKIN.
         Sukses anda terletak pada puteran waktu.Itu berarti
    anda hidup dengan jadwal yang ketat.Yang penting anda
    bisa mendisiplin waktu.
7.GUNAKANLAH KEKUATAN IMAJINASI.
         Menurut para ahli,imajinasi bisa menggerakan kekuatan
    terpendam ( pikiran bawah sadar )
8.KEMBANGKANLAH KEKUATAN ANDA SECARA OPTIMAL.
9.MILIKILAH JARINGAN SOSIAL SELUAS-LUASNYA.
10. BERDOA.


Sumber -Kaskus-

Kisah Wortel, Telor dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri” 

Sumber Ekojuli

Menyingkap Pribadi Di Balik Es Krim

ES KRIM COKLAT

Jika anda menyukai es krim  dengan campuran coklat, berarti anda cenderung memiliki pribadi yang gesit, inovatif, atraktif dan menyukai kehidupan glamour. Anda dapat menghipnotis orang-orang sekitar anda dengan daya tarik dan gaya hidup. Anda lebih suka berteman daripada mengisolasi diri untuk berfikir dalam hidup. Anda lebih mengutamakan menjalin relasi harmonis dan banyak menuntut perhatian dari pihak lain.

ES KRIM COKLAT DENGAN CAMPURAN MINYAK NABATI

Sebagaimana penggemar coklat nabati, anda sangat ambisius dan percaya diri. Anda juga memperhatikan kehidupan realistis dan berorientasi masa depan. Anda membutuhkan langkan riil untuk merasa aman. Jika suatu ketika orang yang menjadi rival anda ternyata salah satu orang yang penting dalam hidup anda dan merupakan unsur kesatuan dalam hubungan anda, dengan keikhlasan, sifat amanah dan rasa percaya diri anda, maka anda lebih mengutamakan persahabatan yang langgeng dan hubungan kekeluargaan yang kokoh.

ES KRIM BANANA

Anda selayaknya penggemar es krim banana,  memiliki karakter istimewa serta menjaga keseimbangan perilaku. Anda orang sosial dan tertarik pada organisasi-organisasi serta interaksi-interaksi sosial. Dalam dunia bisnis anda cenderung memiliki banyak pesaing, tetapi tetap fokus pada sasaran. Anda sangat sensitif dan lebih mengutamakan sportifitas daripada motif keuntungan materi.

ES KRIM GRANULA

Kegemaran anda pada granula menunjukkan bahwa anda layaknya pribadi pendidik. Banyak pertimbangan sebelum mengambil keputusan dan sering mengikuti orang-orang yang menjadi atasan. Anda lebih senang bekerja jauh dari keluarga dan mengabaikan koalisi. Dalam menjalin hubungan anda sangat takut dan berhati-hati, tidak percaya cinta pada pandangan pertama, hanya untuk sekedar menjalin hubungan yang suci.

ES KRIM VANILA

Jika anda menyukai vanila, maka anda adalah orang yang suka tantangan dan lebih percaya pada insting daripada perkataan orang lain. Anda penganut, penjelajah dan identik dengan hal-hal beresiko tinggi untuk diri anda sendiri. Anda selalu tertantang untuk melampauinya. Dari sisi asmara, anda lebih berpegang pada hubungan romantis yang aman dan dapat merealisasikan kebutuhan anda di sela-sela kesibukan, seperti merealisasikan persiapan masa depan.

Sumber Aneh Weblog

Arti Senyuman

Sekarang kita beralih dari hujan ke senyuman… Terdapat beberapa jenis senyum yang populer…. Senyum yang sedang, lebar, melintang…dan senyum kecut.

·            Senyum sedang… giginya tidak terlihat. Kita sering saksikan senyum ini jika seseorang tidak sedang bergabung dalam suatu yang sedang berlangsung… dia sedang tersenyum untuk dirinya sendiri saja….   

·            Senyuman lebar… sehingga gigi-gigi terlihat dengan jelas dan terbuka tertangkap oleh pandangan mata… senyuman ini pada umumnya senyum penyambutan di tengah pertemuan antara teman atau ketika orang tua bertemu dengan anaknya…

·            Senyum yang melintang… anda melihatnya dalam bentuk yang umum di sela-sela pemandangan yang terhampar…Ia merupakan senyuman yang memiliki hubungan dengan tawa. Gigi yang atas dan bawah terbuka dan jelas terlihat… jarang-jarang terjadi dalam pandangan mata umum senyum ini.

·            Senyum memanjang… senyum ini terjadi ketika kita hendak berbicara dengan hati-hati. Kedua bibir menutup gigi yang atas dan bawah… Senyum yang demikian tidak mengandung arti yang mendalam… Ia memang senyuman tetapi pada kenyataannya terasa hambar…

·            Ada juga yang disebut dengan senyum kecut…  hanya terlihat pada wajah gadis-gadis yang ketakutan.

·            Ada juga senyum sambil jalan… Manusia pada umumnya memiliki sifat sesuai dengan perilaku ayam jantan… sebagian orang berjalan sempurna seperti ayam jantan yang terkadang sombong…

·            Kita biasa menjumpai seorang yang berjalan cepat sambil berkacak tangan dan lengan baju terbuka… Orang demikian biasanya sedang berada di belakang urusan tertentu…

·            Sedangkan orang yang berjalan sambil menyelipkan tangannya di saku celana… bahkan seandainya cuaca sedang panas lelaki ini tetap menyembunyikan tangannya… Yang seperti ini adalah orang yang suka meremehkan orang lain…

·            Adapun lelaki yang berjalan sambil menyeret langkah kakinya, sementara kedua tangannya berada dalam saku celana, sesekali melihat ke atas atau menatap ke arah ia berjalan… Lelaki yang demikian sedang bersedih dan gundah…

·            Sedangkan lelaki yang berjalan dengan langkah sangat lambat… kadang-kadang berhenti untuk menendang kerikil kecil yang dia temukan di jalan… sambil menunduk kecil untuk membalikkan selembar daun lalu ditinggalkan di atas tanah… berarti lelaki ini sedang sibuk berfikir dan konsentrasi memikirkan sesuatu….

·            Ada lelaki yang berjalan sambil membusungkan dada… mengangkat dagunya… Menggerakkan kedua tangannya ketika sedang berjalan dalam sikap berlebihan, sementara kedua kakinya direnggangkan… langkahnya lebar… Lelaki demikian bangga pada dirinya dan sedikit terlena, lupa diri…

Sumber Aneh Weblog

Menjaga Hati

Hati, merupakan bagian diri manusia yang misterius. Karena kemisteriusannya pula penggunaannya pun seringkali sangat simbolik. Sering kita mendengar ungkapan “hatiku terluka” atau “hatiku tercabik-cabik” yang biasanya dilontarkan orang yang baru ditinggalkan orang yang dikasihinya, atau baru mendengar berita duka. Demikian pula ketika diterjemahkan ke dalam bahasa inggris, hati menjadi “heart”, yang padahal terjemahan literalnya adalah jantung. Mungkin ini menunjukkan bahwa hati yang seringkali disebutkan dalam konteks ungkapan seperti di atas tadi adalah bagian yang vital bagi hidup manusia seperti vitalnya fungsi jantung bagi kita. Karenanya menjaganya menjadi sebuah keniscayaan bagi mereka yang ingin menjaga hidup dan kehidupan.

Sedemikian pentingnya hati, maka meskipun dalam berkomunikasi kita melibatkan telinga, mulut, pikiran, mata dan tangan, tapi untuk meminta agar komunikasi berjalan dua arah, maka ungkapan yang dikeluarkan adalah “mohon per-hati-an” dan bukan “mohon per-telinga-an”.  Atau kita perhatikan ungkapan-ungkapan lain yang sifatnya meminta, menyarankan seperti “Harap diper-hati-kan!” atau “Hati-hati dijalan.”

Kita tidak tahu siapa orang pertama yang membawa istilah “hati” ini menjadi khazanah bahasa Indonesia dan dalam komunikasi harian. Dalam bahasa Inggris dan Arab, terdapat beragam kata yang serumpun dengan kata “hati”, yang semuanya berkaitan dengan sikap batin, yang selalu ingin mendapatkan rasa damai, kasih, sadar, tulus, dan peduli serta cinta. Ketika kita bingung memutuskan suatu perkara, dianjurkan agar mendengarkan “hati nurani” atau “suara hati”.  Ketika hendak memilih pasangan hidup, orang tua selalu pesan, “Sing ati-ati milih konco urip kanggo sak lawase”. Yang hati-hati memilih teman hidup untuk selamanya.  Demikian vitalnya peran hati sehingga Nabi Muhammad bersabda, siapapun yang hatinya baik,  maka baiklah semua perilakunya. Dan siapa yang hatinya  sakit, maka sakitlah semua amalnya. Jadi, betapa sentralnya peran “hati” dalam kehidupan sehari-hari, karena dari situlah terpancar energi kebaikan dan keburukan, dorongan ke arah  kemuliaan atau kenistaan.

Karena suara hati selalu mengajak pada kebaikan, maka orang yang bijak mesti mendengarkan kata hatinya sebelum berbicara dan bertindak. Hati nurani adalah guru, pembimbing dan konsultan yang tidak mau berbohong. Terlebih jika hati ini selalu diterangi dan ditambah energi ilahi, maka akan semakin kuat dan jelas petuahnya agar kita berada di jalan yang benar, yang baik, dan ingin menggembirakan sesama.

Salah satu fungsi ibadah dan puasa adalah untuk membersihkan kotoran-kotoran agar tidak mengeras dan berkarat sehingga menutupi masuknya cahaya ilahi untuk menerangi relung hati. Kalau sudah tertutup maka suara hati nurani bisa kalah, suaranya lemah, perintahnya tidak wibawa. Yang cenderung terjadi, seseorang lalu begitu rentan dipengaruhi dan dikendalikan oleh nafsu rendahan yang hanya mengejar kenikmatan fisik, dengan mengurbankan kebahagiaan moral-spiritual. Kenikmatan fisik durasinya pendek,  dan semakin tua usia seseorang, maka semakin mengecil kenikmatan fisik yang bisa diraih. Ketika kesehatan kian menurun, berbagai macam penyakit berdatangan, satu-satu kenikmatan fisik menyatakan “selamat jalan”.  Dulu ketika masih berstatus mahasiswa ingin makan enak tidak punya uang, setelah tua punya jabatan tinggi dan uang berlebih tidak boleh makan enak. Sungguh, kalau saja direnungkan betapa singkatnya kenikmatan dunia melayani dan memanjakan kita.

Tetapi mereka yang hatinya selalu berjaga, selalu aktif dan senantiasa disirami dengan energi cahaya ilahi, maka semakin tua usia seseorang hatinya justeru semakin sehat, semakin lapang dan semakin bijak sehingga kebahagiaan yang akan diraih justeru lebih tinggi kualitasnya, yaitu kebahagiaan moral-spiritual. Jika kebahagiaan  fisik didapat dengan mengumpulkan dan menumpuk materi, maka kebahagiaan moral-spiritual didapat justeru dengan banyak memberi dan berbagi pada sesama. The more You give, the more You recieve. Tak ada dermawan jatuh miskin, justeru rejekinya semakin berkah dan bertambah. Ketika memberi dengan penuh ikhlas, sesungguhnya seseorang tengah menabung dengan bunga berlipat ganda sebagaimana dijanjikan Tuhan.

Jadi, menjalani hidup mesti ”hati-hati”. Mesti didengarkan suara  hati yang selalu membisikkan kebenaran, kebaikan dan kedamaian. Tentu saja pikiran harus juga digunakan, namun mesti didampingi dengan hati. Tanpa didampingi hati nurani, kecerdasan yang berdampingan dengan nafsu serekah bisa berbuat sangat kejam, tidak mengenal belas kasih. Pikiran bertugas memecahkan problem teknis, sedangkan hati yang memberikan makna dan arah kehidupan.  Misalnya, bagaimana menciptakan mobil, itu tugas pikiran yang kemudian dibantu ketrampilan tangan. Bagaimana menciptakan telepon, itu prestasi kecerdasan nalar. Tetapi jika ditanyakan, untuk apa mobil dan telepon diciptakan, hati nurani yang mestinya menjawab. Mobil dicipta bukan untuk berperang, bukan untuk pamer, bukan untuk menaikkan gengsi, tetapi mempermudah silaturahmi, mempermudah cari nafkah, mempermudah anak-anak berangkat sekolah yang semua itu bermuara agar hidup ini semakin berkualitas dan bermakna baik di hadapan manusia maupun Tuhan.

Sadar bahwa yang dimohon adalah per-hati-annya, maka mestinya yang diberikan adalah hati. Menyadari agar semua tugas harus dilaksanakan dengan hati-hati – ingat kata “hati” sampai diulang dua kali -  maka ketika melaksanakn tugas juga harus sepenuh hati. Lagi-lagi, betapa dalam dan bijaknya orangtua yang menyelipkan kata “hati” dalam bahasa Indonesia. Saya belum tahu, apakah bahasa lain memiliki wisdom seindah itu?  

Bagaimana bekerja dengan menghadirkan hati? Contoh paling mudah dan nyata adalah sewaktu berdoa. Ketika berdoa, yang mesti hadir dan berbicara adalah hatinya. Peran mulut hanyalah membantu agar hati fokus dalam berdoa. Jadi, ketika yang berdoa hanya mulut, meski hafal dan keras, tetapi hatinya absen, maka itu bukanlah berdoa, melainkan hanya melafalkan kalimat doa. Ketika sembahyang hatinya tidak hadir dan fokus pada Tuhan, secara ekstrim itu bukanlah sembahyang, melainkan olahraga menyerupai gerak sembahyang.
Saya sendiri sering merenung, mengapa ada buku yang usianya sudah puluhan dan ratusan masih terasa segar dan menyegarkan ketika dibaca? Tapi ada buku yang terasa hambar ketika dibaca? Konon katanya, ada orang yang ketika menulis buku disertai kehadiran, ketulusan dan kecerdasan hati. Dari lubuk hati terdalam mereka ingin berbagi cinta dan ilmu dengan pembacanya. Bahkan ada yang mensucikan diri ketika dalam proses penulisan. Mungkin karya-karya tulis semacam itu yang memang ditulis dari hati dan akan memperoleh respons dari hati pembacanya. Mari kita ber hati-hati menjaga hati.

Sumber www,metrotvnews.com

Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak

A. Peran Keluarga Dalam Mewujudkan Kepribadian Anak
Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat. Ayah dan ibulah yang harus melaksanakan tugasnya di hadapan anaknya. Khususnya ibu yang harus memfokuskan dirinya dalam menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya pada masa pra kehamilan sampai masa kehamilan dengan harapan Allah memberikan kepadanya anak yang sehat dan saleh. Faktor-faktor ini secara terpisah atau dengan sendirinya tidak bisa menentukan pendidikan tanpa adanya yang lainnya, akan tetapi masing-masing saling memiliki andil dalam menentukan pendidikan dan kepribadian seseorang sehingga jika salah satunya tidak banyak dipergunakan maka yang lainnya harus dipertekankan lebih keras.
• Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain:
1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.
2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Hormat di sini bukan berarti bersikap sopan secara lahir akan tetapi selain ketegasan kedua orang tua, mereka harus memperhatikan keinginan dan permintaan alami dan fitri anak-anak. Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-hak hukum mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya.
4. Mewujudkan kepercayaan. Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa keberadaannya bermanfaat dan penting.
5. Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak). Dengan melihat keingintahuan fitrah dan kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri. Tugas kedua orang tua adalah memberikan informasi tentang susunan badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka. Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat rujukan yang baik dan cukup bagi anak-anaknya maka anak-anak akan mencari contoh lain; baik atau baik dan hal ini akan menyiapkan sarana penyelewengan anak.
Hal yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak secara tidak sadar mereka akan terpengaruh, maka kedua orang tua di sini berperan sebagai teladan bagi mereka baik teladan pada tataran teoritis maupun praktis. Ayah dan ibu sebelum mereka mengajarkan nilai-nilai agama dan akhlak serta emosional kepada anak-anaknya, pertama mereka sendiri harus mengamalkannya.

B. Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak
Anak adalah titipan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena itu nasib dan masa depan anak-anak adalah tanggung jawab kita semua. Tetapi tanggung jawab utama terletak pada orang tua masing-masing. Orang tualah yang pertama berkewajiban memelihara, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya agar menjadi manusia yang berkemampuan dan berguna. Setelah seorang anak kepribadiannya terbentuk, peran orangtua selanjutnya adalah mengajarkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anaknya. Pendidikan yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya adalah merupakan pendidikan yang akan selalu berjalan seiring dengan pembentukan kepribadian anak tersebut. Proses pendidikan bagi generasi muda mempunyai tiga pilar penting. Ketiga pilar itu, sekolah, masyarakat dan keluarga. Pengertian keluarga tersebut nyata dalam peran orang tua.
Pola penyelenggaraan pendidikan nasional mengakibatkan ketiga pilar penting terpisah. Sekolah terpisah dari masyarakat atau orang tua. Peran orangtua terbatas pada persoalan dana. Orang tua dan masyarakat belum terlibat dalam proses pendidikan menyangkut pengambilan keputusan monitoring, pengawasan dan akuntabilitas. Akibatnya sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada orangtua.
Anak merupakan masa depan bagi setiap orangtua. Pada usia balita, anak-anak yang kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tuanya seringkali pemurung, labil dan tidak percaya diri. Ketika menjelang usia remaja kadang-kadang mereka mengambil jalan pintas, dan minggat dari rumah dan menjadi anak jalanan. Kesibukkan orang tua yang berlebihan, terutama ibu, menyebabkan anak kehilangan perhatian. Seorang ibu yang berkarir di luar rumah misalnya dan karirnya banyak menghabiskan waktu, lebih banyak menghadapi masalah kekurangan interaksi ini. Bisa dibayangkan, bila dalam sehari ibu hanya punya waktu paling banyak 2 – 3 jam bertemu dengan anak. Anak lebih dekat dengan pengasuh atau pembantunya. Pada faktanya televisi tidak mampu menjadi orang tua yang baik, karena acara-acara yang ditayangkan tidak semuanya baik. Masih ada film anak-anak yang kurang mendidik dan terkesan merangsang anak melakukan tindakan destruktif yang diputar di stasiun televisi di Indonesia. televisi tidak begitu baik untuk masa depan pendidikan anak-anak masa kini. Karena masa depan anak itu dilihat dari pendidikan yang diberikan orantua sejak dini.
Dengan memberikan pendidikan yang setinggi-tingginya, semua hidup anak-anak akan berjalan mulus, pendidikan anaklah setir kehidupan. Dan juga pendidikan masih merupakan investasi yang mahal. Peran orang tua dalam pendidikan mempunyai peranan besar terhadap masa depan anak. Sehingga demi mendapatkan pendidikan yang terbaik, maka sebagai orangtua harus berusaha untuk dapat menyekolahkan anak sampai ke jenjang pendidikan yang paling tinggi adalah salah satu cara agar anak mampu mandiri secara finansial nantinya. Sebagai orangtua harus sedini mungkin merencanakan masa depan anak-anak agar mereka tidak merana. Masa anak-anak merupakan masa transisi dan kelanjutan dalam menuju tingkat kematangan sebagai persiapan untuk mencapai keremajaan. Ini berarti kemajuan perkembangan yang dicapai dalam masa anak-anak merupakan bekal keberhasilan orang tua dalam mendidiknya. Baik buruknya sikap dan tingkah laku seseorang di masa anak-anak, sangat banyak ditentukan oleh pengalaman mereka dalam melihat orang-orang disekitarnya terutama kedua orangtuanya. Itu semua merupakan bekal pendidikan bagi anak-anak nantinya.
Di sisi lain, anak-anak adalah generasi yang memiliki sejumlah potensi yang patut dikembangkan dalam kegiatan pendidikan serta kreatifitas mereka. Anak-anak mempunyai karakteristik antara lain pertumbuhan fisik yang cepat dan matang. semua potensi anak tersebut akan bermakna apabila dibina dan dikembangkan secara terarah sehingga mereka menjadi manusia yang memiliki keberdayaan. Tanpa bimbingan yang baik semua potensi itu tidak akan memberikan dampak positif, bahkan bisa terjadi hal yang sebaliknya yaitu menimbulkan berbagai masalah dan hambatan. Apalagi jika melihat ke depan, tantangan globalisasi makin besar, maka pembinaan pendidikan terhadap anak pun harus semakin dikuatkan. Anak-anak harus berorientasi terhadap pandangan hidup yang bersifat positif dan aktif serta wajib menentukan dirinya sendiri, mementingkan kepuasan dari pekerjaan yang dilakukannya, berorientasi ke masa depan dan belajar merencanakan hidup secermat mungkin. Pendidikan merupakan sesuatu yang perlu mendapatkan prioritas.
Di sinilah tanggung jawab orang tua untuk bisa memilah lembaga pendidikan yang baik bagi putra-putrinya dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui perencanaan keuangan pendidikan. Saat ini banyak lembaga keuangan di Indonesia seperti perbankan dan asuransi yang menawarkan produk berupa tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan. Bisa sejak dari kandungan, buaian, usia balita ataupun di atasnya, agar anak terbiasa dengan hal-hal yang positif. Di sini peran orang tua sangat penting dalam memberikan sifat-sifat apektif pada anak dan tidak semata kognitif saja.

Sumber Riski Emaniar

Menjadi Diri Sendiri

Jangan pernah malu dengan keadaan kita sendiri, kita adalah kita. Kemampuan yang kita miliki akan menjadi sumber kekuatan untuk menjadi diri sendiri dalam meraih kesuksesan. Pembelajaran untuk mengambil sebuah keputusan akan membantu pemikiran kita menjadi lebih dewasa. Lalu apa dewasa itu? Apa seseorang yang sudah cukup usia? atau seseorang yang sudah ditandai dengan beberapa perubahan pada fisiknya? Belum tentu, kedewasaan seseorang tidak bisa diukur dari usia, bentuk fisik, kekuatan, bahkan keberhasilannya, melainkan dilihat dari pola pikirnya dalam mengambil suatu tindakan.

Kita akan bahagia apabila kita berhasil menyelesaikan satu masalah yang menurut diri kita masalah tersebut sulit diselesaikan, kita akan bahagia kalau diri kita berhasil mengerjakan tugas sekolah atau tugas dari kantor. Asalkan semua keberhasilan ini diperoleh dari hasil jeri payah kita sendiri. Tapi sebaliknya, apakah yang kita rasakan apabila kebahagian, keberhasilan, kesuksesan yang kita miliki berasal bukan dari jeri payah kita sendiri? Tentunya kebahagian ini tidak sepenuhnya kita rasakan, pasti ada ganjalan-ganjalan yang akan mempengaruhi perjalanan hidup kita.

Setiap hari, tentunya kita akan dihadapi dengan satu masalah, entah masalah itu berasal dari diri kita atau dari orang lain. Setiap masalah yang timbul ini akan selalu menjadi bahan berharga bagi kita, kenapa? Karena dari sinilah kita bisa belajar mengolah pikiran kita untuk lebih matang dalam menyelesaikan masalah. Apapun hasilnya tentu kita akan puas dan tentunya dengan hasil yang positif (yang tidak merugikan diri kita dan orang lain).

Kematangan pola pikir kita akan memperkuat jati diri kita untuk lebih meyakini bahwa diantara kelemahan yang kita miliki, kita masih bisa bertahan dan punya sumber kekuatan baru. Namun bagaimana kalau kita bimbang? Hal ini sangatlah wajar, mengingat kita hanya manusia biasa, punya keterbatasan. Tidak ada salahnya kebimbangan yang kita rasakan ini kita sharingkan dengan orang yang bisa kita percaya, dan apapun hasilnya tetaplah kita yang memutuskan. Titik akhir dari kebimbangan ini bisa kita wujudkan dalam do’a meminta pertolongan-NYA agar diberi kemudahan.

Raihlah keberhasilan ini dengan ‘menjadi diri sendiri’ jangan berpikir bagaimana jika kita gagal, tapi berpikirlah bagaimana jika berhasil. Dengan begitu, kita akan punya motivasi tersendiri sehingga kita lebih bijak dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul.

Selamat berjuang semoga sukses....

Sumber Cetivasi